Selasa, 27 Desember 2011

Antara Setan Dan Malaikat



http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/12/12/lw2f5w-antara-setan-dan-malaikat

Senin, 12 Desember 2011 07:39 WIB
oleh: Hayyu Adnan

Segala sesuatu mempunyai dua kutub berbeda. Ada kanan ada kiri. Ada bawah ada atas, ada pintar ada pula bodoh, ada baik ada buruk, ada malaikat dan ada pula setan. Begitu juga manusia, dalam dirinya manusia punya dua sisi tersebut. Terkadang malaikat yang lebih dominan, namun di lain waktu setanlah yang menguasai.

Saat kita melihat seseorang dengan pakaian compang-camping mengais sampah untuk mencari nasi, hati ini tergugah untuk memberinya makan makanan yang layak seperti yang kita makan. Degan memberinya sepiring nasi sepertinya kita sudah menjadi malaikat yang telah menjadi penolong orang lain.
Di sisi lain saat ada seseorang berbuat kesalahan, kita sulit sekali memaafkannya, menampakkan muka angkuh di hadapannya, menyiratkan pandangan kebencian terhadapnya, bahkan menyapanyapun tidak mau. Tetapi saat itu kita tidak merasa diri ini setan bukan?

Rasulullah mengajarkan “saat tangan kanan memberi maka tangan kiri tidak boleh tahu”. Tetapi apa yang kita lakukan? Saat tangan kanan memberi, dengan sengaja ia mengundang tangan kiri untuk mendampinginya. Apakah manusia merasa dirinya setan dalam situasi seperti ini?

Ada orang merasa dirinya besar jika ia mampu pergi ke Tanah Suci. Berdoa dan didoakan menjadi haji yang mabrur. Menunaikan haji dan pulang membawa air zam-zam dan pernak-perniknya, mengajak kumpul para tetangga dan mengeluarkan banyak harta untuk disedekahkan. Namun, ia berbangga dengan gelar hajinya, tidak boleh orang memanggilnya “Bapak Fulan” tetapi harus “Bapak Haji Fulan”. Orang-orang dibuat bingung akan kehadiran Fulan ini. Haruskah ia dipuji seperti malaikat ataukan dicaci seperti setan?

Manusia selalu merasa dirinya malaikat tetapi tidak pernah merasa dirinya setan meskipun ia seorang pembunuh, koruptor, perampok, ataupun perampas hak-hak orang kecil. Topeng malaikat terlalu kuat melekat dalam hati manusia sehingga menyamarkan jatidirinya. Orang-orang tidak dapat lagi membedakan yang mana malaikat dan yang mana setan. Mereka memuji-muji sang setan dan mencaci sang malaikat. Mengikuti yang salah dan mengabaikan kebenaran sehingga membentuk topeng-topeng malaikat baru dalam jiwa-jiwanya. 
Kita tidak pernah menyadari yang mana setan dan yang mana malaikat dalam diri ini. Namun yang harus kita sadari adalah mereka ada dalam jiwa kita. Manusia itu sendirilah yang menghidupkan salah satu dari mereka. Malaikat akan hidup dengan cinta, kasih sayang, memaafkan, rendah hati. Sedangkan setan akan hidup dengan benci, dendam, prasangka, dan kesombongan. Kembali kepada manusia itu sendiri sisi mana yang ingin ia hidupkan. Wallahua’lam.
Penulis adalah sahabat Republika Online

Dari Abi Hurairah r.a, beliau mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga orang Bani Israil (seorangnya) ditimpa penyakit kusta, seorangnya ditimpa penyakit rontok rambutnya dan seorang lagi buta. Maka Allah telah menguji ketiga-tiganya dengan mengutus kepada mereka seorang malaikat.

Malaikat tersebut telah mendatangi orang yang berpenyakit kusta dan bertanya kepadanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”

Jawab sang penyandang kusta, “Warna yang bagus serta kulit yang baik dan sembuh dari kotoran yang menyebabkan manusia memandang jelek kepadaku.''

Maka malaikat itu menyapunya dan lalu hilanglah penyakit itu dan diberi warna serta kulit yang baik. Malaikat bertanya lagi, “Harta apakah yang paling engkau sukai?”

Ia menjawab, “Unta atau sapi.'' Maka malaikat memberikan unta yang sedang mengandung sepuluh bulan dan mendoakan orang yang berpenyakit kusta tersebut.

Kemudian malaikat mendatangi orang yang berpenyakit rambut rontok lalu bertanya, “Apakah yang paling engkau sukai?”.

Lelaki kedua menjawab, “Rambut yang bagus dan sembuh dari penyakit yang menyebabkan manusia memandang jelek  padaku.” Maka malaikat membersihkannya lalu hilanglah penyakit itu serta diberikan rambut yang baik.

Malaikat bertanya lagi, “Harta apakah yang paling Engkau sukai?” Ia menjawab, “Sapi,''. Maka ia diberikan sapi yang sedang bunting serta mendoakannya pula.

Kemudian malaikat datang ke orang buta, “Apakah yang paling engkau sukai?”

Ia menjawab, “Aku ingin Allah mengembalikan penglihatanku semoga aku dapat melihat manusia. Malaikat meyapu matanya dan Allah mengembalikan penglihatannya.

“Harta apakah yang paling kamu sukai?” tanya malaikat. Jawab si buta, “Kambing biri-biri,” Maka dia diberikan seekor biri-biri yang telah melahirkan anak lalu mendoakan si buta agar selalu mendapat barakah Allah Swt.

Maka, kedua lelaki (berpenyakit kusta dan rambut rontok) mengurusi kelahiran unta dan sapi begitu juga dengan lelaki buta. Setelah sekian lama, lelaki yang berpenyakit kusta telah memiliki satu lembah berisi unta, sedang lelaki berambut rontok telah memiliki lembah berisi sapi dan lelaki buta telah memiliki satu lembah berisi kambing biri-biri.

Selang beberapa waktu, malaikat kembali mendatangi lelaki yang berpenyakit kusta dengan menjelma sebagaimana keadaan lelaki sebelumnya (berpenyakit kusta).

Ia mengadu kepada lelaki tersebut, “Aku seorang lelaki miskin yang telah kehabisan bekal sewaktu aku bermusafir. Aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu pada hari ini selain pada Allah dan pada Engkau. Aku memohon padamu demi yang telah memberikan padamu warna serta kulit yang baik juga harta seekor unta yang dapat membantuku meneruskan perjalananku.

''Aku mempunyai banyak tanggungan,'' jawab mantan penyandang kustal.

Malaikat menjawab, ''Aku rasa aku mengenalimu. Bukankah dulu kau berpenyakit kusta dan manusia memandang jelek kepadamu? Bukankah dulu kau orang fakir lalu Allah megaruniakan harta kepadamu ?''

''Aku mewarisi harta ini dari orangtuaku,'' jawab lelaki.

Malaikat menjawab, ''Sekiranya kamu berdusta, Allah akan menjadikanmu seperti keadaanmu sebelum ini.''

Malaikat pun mendatangi si rambut rontok serta melakukan hal yang sama, menjelma menyerupai keadaan seperti sebelum si lelaki kaya raya. Jawaban si rambut rontok pun senada. Ia enggan memberikan sebagian hartanya pada malaikat yang menjelma tersebut. Malaikat pun mendoakan agar Allah mengembalikan keadaannya seperti semula.

Terakhir, malaikat mendatangi si buta. Lalu mengadu,''Aku seorang lelaki pengembara yang miskin. Aku telah kehilangan kendaraan sewaktu aku mushafir. Maka aku tidak mempunyai tempat untuk mengadu melainkan kepada Allah dan engkau. Aku memohon darimu demi Yang telah mengembalikan penglihatanmu seekor kambing biri-biri yang bisa meneruskan perjalananku.''

Lelaki tersebut menjawab, ''Aku sebelum ini adalah lelaki buta. Allah telah mengembalikan penglihatanku. Oleh karena itu, ambilah apa yang engkau mau dan tinggalkan apa yang tidak engkau mau. Demi Allah, aku tidak akan mencegah dan mengungkit kembali pemberianku padamu untuk kau ambil karena Allah.

''Jagalah hartamu. Seseungguhnya kamu telah diuji oleh Allah. Allah telah meridhaimu dan membenci dua orang sahabatmu,'' jawab malaikat.
Wallahu a'lam bishawwab.

Penulis adalah sahabat Republika Online


Senin, 19 Desember 2011

Movie New Rilis.....


http://www.ganool.com/2011/12/ra-one-2011-dvdrip-600mb-ganool.html#more
 

Ra.One (Hindi: .) is a Hindi science-fiction superhero film directed by Anubhav Sinha, and starring Shahrukh Khan, Kareena Kapoor and Arjun Rampal in the lead roles. It also stars Shahana Goswami, Dilip Tahil and Chinese-American actor Tom Wu in supporting roles. The film is produced under Khan's production company Red Chillies Entertainment and was originally scheduled to release in the summer of 2011. However, due to extensive post-production work involving special effects and its 3D conversion, the film was pushed back and is now set for release during the Diwali weekend of October 26, 2011 Ra.One is currently India's most expensive film to date[3] and is expected to release in both 2D and 3D formats across India, along with its dubbed versions in Tamil and Telugu