Selasa, 22 September 2015

SINGKONG MANGGU AKAN HIJAUKAN LAHAN KRITIS

SINGKONG MANGGU AKAN HIJAUKAN LAHAN KRITISPDFCetakSurel
Selasa, 03 Desember 2013 01:56
SOLOK, HALUAN - Koperasi 3 Pilar yang menjadi wadah perekonomian bagi Kelompok Tani (Keltan) Lakuak Saiyo, Nagari Bukit Kanduang Kecamatan X Koto Diatas, memprakarsai budidaya singkong manggu (cassava) di atas lahan seluas 5 hektar.
Dengan budidaya singkong yang merupakan varietas baru itu, masya­rakat setempat berharap akan mampu menggerakkan sumber perekonomian sekaligus pemanfataan lahan kritis di kawasan itu.
Guna menyemangati aktivitas keltan tersebut, Bupati Syamsu Rahim berkenan melakukan penananam perdana singkong manggu  di hadapan Wakil Ketua DPRD Ir. Edi Sumanto, Camat X Koto Diatas Azzizurahman dan Wali Nagari Bukit Kandung, Selasa (26/11).
Menyambut semangat warga se­tempat, Bupati Syamsu Rahim berharap akan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama anggota Keltan Lakuak Saiyo.
Momentum penanaman singkong manggu ini dapat diharapkan menum­buhkan perekonomian yang baik. Di balik itu, masyarakat juga telah berusaha mengelola lahan-lahan yang selama ini cenderung tidak produktif dengan usaha yang bernilai ekonomi.
“Kalau harga jual singkong lebih baik, tentunya akan meningkatkan pendapatan bagi keluarga,” papar Syamsu Rahim.
Sebagai pemrakarsa penana­man singkong manggu, bupati menyarankan agar areal tanamnya diperluas  atau bahkan dikembangkan di nagari tetangga seperti Sulit Air dan Pasilihan. Syamsu Rahim menyampaikan hal itu karena banyak lahan yang masih belum tergarap dengan maksimal. Dengan menggugah warga lain untuk melakukan budidaya singkong ini, tentunya akan memberi manfaat bagi masyarakat semua.
Namun demikian, karena da­un singkong ini tidak dapat dimanfaatkan  oleh manusia, anggota Koperasi 3 Pilar yang notabene adalah anggota Keltan diharapkan bisa melakukan  pengawasan  ekstra, agar tidak terjadi  sesuatu hal hal yang tidak diinginkan.
“Bila ada  masyarakat yang lupa atau tidak mengetahui sama sekali bahaya mengonsumsi daun  singkong manggu, anggota Keltan  Lakuak Saiyo, wajib mengingatkan. Jangan malah diabaikan. Bahkan kalau perlu terus dilakukan sosialisasi tentang ini,” tutur Syamsu Rahim.
Terkait singkong itu sen­diri,  Mardialis selaku Ketua Koperasi 3 Pilar Nagari Bukit Kandung, menjelaskan, asal-usul tanaman singkong itu berasal dari Kalimantan.  Singkong ini merupakan hasil kawin silang, sehingga menghasilkan varietas yang tidak disukai oleh hama babi, lantaran  mengandung semacam racun sianida. Singkong ini bahkan menghasilkan  bau yang tidak disukai babi, termasuk  daun dan batangnya.
“Masa panen singkong ini  selama 11 bulan. Tahap awal ini rencananya dibudidayakan dalam areal seluas 5 hektar,” papar Mardialis yang mengaku optimis budidaya singkong manggu dapat meningkatkan taraf hidup anggotanya. (h/cw-ndi)