Senin, 24 Oktober 2011

Karangan bunga dari menteri

cerpen : akmal nasery basral


Belum pernah Siti begitu empet seperti hari ini.
”Pokoknya gue empet ngerti nggak? Empeeeeeeet banget!”
”Kenape emang?” Tanya Ira, sohibnya.
”Empeeeeeeeeeetttt banget!!”
Ah elu! Empat-empet-empat-empet aje dari tadi! Empet kenape Sit?”
Di tengah pesta nikah putrinya, di gedung pertemuan termewah di Jakarta, Siti merasa perutnya mual. Tadi pun belum-belum ia sudah tampak seperti mau muntah di wastafel.
”Emang elu bunting Sit?” Ira main ceplos aje ketika melihatnya.
”Bunting pale lu botak! Gue ude limapulu, tau?”
”Yeeeeeee! Mane tau elu termasuk keajaiban dunie!”
Usia 50, hmm, 25 tahun perkawinan, seperti baru sekarang ia mengenal sisi yang membuatnya bikin muntah dari suaminya.
”Bikin muntah?”
”Yo-i! Bikin muntah….
Hueeeeeekkk!”
Perutnya mual, begitu mual, bagaikan tiada lagi yang bisa lebih mual. Meski sebegitu jauh tiada sesuatu pun yang bisa dimuntahkannya.
”Bagaimana tidak bikin muntah coba!”
”Nah! Pegimane?”
***
Waktu masih SMU, Siti pernah diajari caranya menulis naskah sandiwara dalam eks-kul, jadi sedikit-sedikit ia bisa menggambarkan adegan di kantor seorang menteri seperti berikut.
Seorang sekretaris tua, seorang perempuan dengan seragam pegawai negeri yang seperti sudah waktunya pensiun, membawa tumpukan surat yang sudah dipilahnya ke ruangan menteri.
Ia belum lagi membuka mulut, ketika menteri yang rambutnya tak boleh tertiup angin itu sudah berujar dengan kesal melihat tumpukan surat tersebut.
”Hmmmhh! Lagi-lagi undangan kawin?”
”Kan musim kawin Pak,” sahut sekretaris tua itu dengan cuek. Sudah lima menteri silih berganti memanfaatkan pengalamannya, sehingga ada kalanya ia memang seperti ngelunjak.
”Musim kawin? Jaing kali’!”
Namanya juga menteri reformasi, doi sudah empet dengan basa-basi. Ia terus saja mengomel sambil menengok tumpukan kartu undangan yang diserahkan itu. Satu per satu dilemparkannya dengan kesal.
”Heran, bukan sanak bukan saudara, bukan sahabat apalagi kerabat, cuma kenal gitu-gitu aja, kite-kite disuru dateng setiap kali ada yang anaknya kawin. Ngepet bener. Mereka pikir gue kagak punya kerjaan apa ya? Memang acaranya selalu malam, tapi justru waktu malam itulah sebenarnya gue bisa ngelembur dengan agak kurang gangguan. Negeri kayak gini, kalau menteri-menterinya nggak kerja lembur, kapan bisa mengejar Jepang?”
Perempuan tua itu tersenyum dingin sembari memungut kartu-kartu undangan pernikahan yang berserakan di mana-mana.
”Ah, Bapak itu seperti pura-pura tidak tahu saja….”
Belum habis tumpukan kartu undangan itu ditengok, sang menteri menaruhnya seperti setengah melempar ke mejanya yang besar dan penuh tumpukan berkas proyek, yang tentu saja tidak bisa berjalan jika tidak ditandatanganinya.
”Tidak tahu apa?”
Menteri itu memang seperti bertanya, tapi wajahnya tak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak diketahuinya.
”Masa’ Bapak tidak tahu?”
”Coba Ibu saja yang bilang!”
Perempuan berseragam pegawai negeri itu hanya tersenyum bijak dan menggeleng. Pengalaman melayani lima menteri sejak zaman Orde Baru, membuatnya cukup paham perilaku manusia di sekitar para menteri. Baginya, menteri reformasi ini pun tentunya tahu belaka, mengapa sebuah acara keluarga seperti pernikahan itu begitu perlunya dihadiri seorang menteri, bahkan kalau perlu bukan hanya seorang, melainkan beberapa menteri!
Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi menteri itu sudah bergegas lari ke toilet pribadinya. Dari luar perempuan berseragam pegawai negeri itu seperti mendengar suara orang muntah.
”Hueeeeeeekkkk!!!”
Perempuan itu masih tetap berada di sana ketika menteri tersebut muncul kembali dengan mata berair.
”Bapak muntah?”
Menteri yang kini rambutnya seperti baru tertiup angin kencang, meski hanya ada angin dari pendingin udara di ruangan itu, membasuh air di matanya dengan tissue.
”Sayang sekali tidak,” jawabnya, ”kok masih di sini Bu?”
”Kan Bapak belum bilang mau menghadiri undangan yang mana.”
”Hadir? Untuk apa? Cuma foto bersama terus pergi lagi begitu,” kata menteri itu seperti ngedumel lagi.
“Jadi, seperti biasanya? Kirim karangan bunga saja?”
”Iyalah.”
”Bapak tidak ingin tahu siapa-siapa saja yang mengundang?”
”Huh!”
Sekretaris tua itu segera menghilang ke balik pintu. Menteri itu menggeleng-gelengkan kepala tak habis mengerti. Kadang-kadang orang yang mengawinkan anak ini tak cukup hanya mengirim undangan, melainkan datang sendiri melalui segala saluran dan berbagai cara, demi perjuangan untuk mengundang dengan terbungkuk-bungkuk, agar bapak menteri yang terhormat sudi datang ke acara pernikahan anak mereka.
Apakah pengantin itu yang telah memohon kepada orangtuanya, agar pokoknya ada seorang menteri menghadiri pernikahan mereka?
”Jelas tidak!”
Menteri itu terkejut mendengar suaranya sendiri. Ia merasa bersyukur karena sekretaris tua yang tiba-tiba muncul lagi itu tidak mendengarnya.
”Apa lagi Bu?”
”Karangan-karangan bunga untuk semua undangan tadi….”
”Ya kenapa?”
Menteri itu melihat sekilas senyum merendahkan dari perempuan berseragam pegawai negeri tersebut.
”Mau menggunakan dana apa?”
Menteri itu menggertakkan gerahamnya.
”Pake nanya’ lagi!”
***
Seperti penulis skenario film, Siti bisa membayangkan adegan-adegan selanjutnya.
Pertama tentu pesanan kepada pembuat karangan bunga. Karangan bunga? Hmm. Maksudnya tentu bukan ikebana yang artistik karena sentuhan rasa, yang sepintas lalu sederhana, tetapi mengarahkan pembayangan secara luar biasa. Bukan. Ini karangan bunga tanpa karangan. Tetap sahih meskipun buruk rupa, karena yang penting adalah tulisan dengan aksara besar sebagai ucapan selamat dari siapa, dan dari siapa lagi jika bukan dari Menteri Negara Urusan Kemajuan Negara Bapak Sarjana Pa.B (Pokoknya Asal Bergelar), yang berbunyi SELAMAT & SUCCESS ATAS PERNIKAHAN PAIMO & TULKIYEM, putra-putri Bapak Pengoloran Sa.L (Sarjana Asal Lulus) Direktur PT Sogok bin Komisi & Co.
Lantas karangan bunga empat persegi panjang yang besar, memble, hanya mengotor-ngotori dan memakan tempat, boros sekaligus mubazir, dalam jumlah yang banyak dari segala arah, berbarengan, beriringan, maupun berurutan, akan berdatangan dengan derap langkah maju tak gentar diiringi genderang penjilatan, genderang ketakutan untuk disalahkan, dan genderang basa-basi seperti karangan bunga yang datang dari para menteri, memasuki halaman gedung pernikahan yang telah menjadi saksi segala kepalsuan, kebohongan, dan kesemuan dunia dari hari ke hari sejak berfungsi secara resmi.
Satu per satu karangan bunga itu akan diurutkan di depan atau di samping kiri dan kanan pintu masuk sesuai urutan kedatangan, agar para tamu resepsi bisa ikut mengetahui siapa sajakah kiranya yang berada dalam jaringan pergaulan sang pengundang.
”Bukan ikut mengetahui,” pikir Siti, ”tapi diarahkan untuk mengetahui. Tepatnya dipameri. Ya, pamer. Karangan bunga untuk pamer.”
Siti jadi mengerti, tak jadi soal benar jika tidak dihadiri menteri, asal para tamu melihat sendiri, bahwa memang ada karangan bunga dari menteri. Ini juga berarti para pengundang seperti berjudi, tanpa risiko kalah sama sekali, karena meski yang diundang adalah sang menteri, yang datang karangan bunganya pun jadi!
Begitulah, saat karangan-karangan bunga itu datang, Siti telah mengaturnya sesuai urutan kedatangan. Ia mencatat dari siapa saja karangan bunga itu datang, karena ia merasa sepantasnyalah kelak membalasnya dengan ucapan terima kasih, atau mengusahakan datang jika diundang pihak yang mengirim karangan bunga, atau setidaknya mengirimkan karangan bunga yang sama-sama buruk dan sama-sama mengotori seperti itu.
”Ah, dari Sinta!”
Ternyata ada juga yang tulus. Mengirim karangan bunga karena merasa dekat dan betul-betul tidak bisa datang. Sinta, sahabat Siti semasa SMU, mengirim karangan bunga seperti itu. Dengan terharu, Siti menaruh karangan bunga dari Sinta di dekat pintu, antara lain juga karena tiba paling awal. Di sana memang hanya tertulis: dari Sinta; bukan nama-nama dengan embel-embel jabatan, nama perusahaan atau kementerian dan gelar berderet.
Tiga karangan bunga dari menteri, karena datangnya cukup siang, berada jauh di urutan belakang, nyaris di dekat pintu masuk ke tempat parkir di lantai dasar. Siti tentu saja tahu suaminya telah mengundang tiga orang menteri, yang proyek-proyek kementeriannya sedang ditangani perusahaan suaminya itu. Suaminya hanya kenal baik dengan para pembantu menteri tersebut, meski hanya tanda tangan menteri dapat membuat proyeknya menggelinding. Tentu pernah juga mereka berdua berada dalam suatu rapat bersama orang-orang lain, tetapi sudah jelas bahwa menteri yang mana pun bukanlah kawan apalagi sahabat dari suaminya itu. Sama sekali bukan.
Maka, dalam pesta pernikahan putri mereka, bagi Siti pun karangan bunga dari menteri itu tidak harus lebih istimewa dari karangan bunga lainnya.
Namun ketika suaminya datang memeriksa, Siti terpana melihat perilakunya.
Itulah, setelah 25 tahun pernikahan, masih ada yang ternyata belum dikenalnya.
Suaminya, yang agak gusar melihat tiga karangan bunga dari tiga menteri saling terpencar dan berada jauh dari pintu masuk, memerintahkan sejumlah pekerja untuk mengambilnya. Ia mengawasi sendiri, agar terjamin bahwa ketika melewati pintu masuk, setiap tamu yang datang akan menyaksikan betapa terdapat kiriman karangan bunga dari tiga menteri.
”Yang ini ditaruh di mana Pak?”
Siti melihat seorang pekerja bertanya tentang karangan bunga dari Sinta, sahabatnya yang sederhana, cukup sederhana untuk mengira karangan bunga empat persegi panjang seperti itu indah, dan pasti telah menyisihkan uang belanja agar dapat mengirimkan karangan bunga itu kepadanya.
”Terserahlah di mana! Pokoknya jangan di sini!”
Siti melihat suaminya dari jauh. Suaminya juga minta dipotret di depan ketiga karangan bunga itu!
Ia merasa mau muntah.
”Hueeeeeeeeeekkkk!!!”
***
Itulah yang terjadi saat Ira bertanya.
”Emang elu bunting, Sit?”
Kampung Utan, Sabtu 3 September 2011. 08:30.

Senin, 03 Oktober 2011

Jaringan LAN, MAN, WAN

LAN,MAN,WAN 

http://thyasetya.blogspot.com/2009/05/1.html

1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan Peer to Peer dan jaringan Client-Server. Pada jaringan peer to peer, setiap komputer yang terhubung ke jaringan dapat bertindak baik sebagai workstation maupun server. Sedangkan pada jaringan Client-Server, hanya satu komputer yang bertugas sebagai server dan komputer lain berperan sebagai workstation. Antara dua tipe jaringan tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, di mana masing-masing akan dijelaskan.

LAN tersusun dari beberapa elemen dasar yang meliputi komponen hardware dan software, yaitu :

  • Komponen Fisik Personal Computer (PC), Network Interface Card (NIC), Kabel, Topologi jaringan.

  • Komponen Software Sistem Operasi Jaringan, Network Adapter Driver, Protokol Jaringan.
    Jaringan ini disebut sebagai jaringan area, yaitu jaringan yang terbatas untuk area kecil, seperti pada lingkungan perkantoran di sebuah gedung, sekolah, atau kampus. Dalam jaringan LAN, terdapat satu komputer yang biasa disebut server, yang fungsinya adalah untuk memberikan layanan perangkat lunak (software), mengatur aktivitas jaringan dan menyimpan file. Selain server ada pula komputer lain yang terhubung dalam jaringan (network) yang disebut dengan workstation (client). Pada umumnya teknologi jaringan LAN menggunakan media kabel untruk menghubungkan komputer-komputer yang digunakan.

    LAN dapat dibedakan berdasarkan tiga karakteristik, yaitu ukuran, teknologi transmisi, dan topologinya. Teknologi transmisi yang bisa digunakan adalah transmisi kabel tunggal. Pada LAN biasa, kecepatan transmisi sekitar 10 – 100 Mbps (Megabit/second), dan faktor kesalahan kecil. Topologi yang digunakan biasanya topologi Bus, Star dan Ring.
GAMBAR : JARINGAN LA N
2. Metropolitan Area Network (MAN)

Jaringan ini lebih luas dari jaringan LAN dan menjangkau antar wilayah dalam satu provinsi. Jaringan MAN menghubungkan jaringan-jaringan kecil yang ada, seperti LAN yang menuju pada lingkungan area yang lebih besar. Contoh, beberapa bank yang memiliki jaringan komputer di setiap cabangnya dapat berhubungan satu sama lain sehingga nasabah dapat melakukan transaksi di cabang maupun dalam propinsi yang sama.
GAMBAR: JARINGAN MAN
3. Wide Area Network (WAN)

Jaringan ini mencakup area yang luas dan mampu menjangkau batas propinsi bahkan sampai negara yang ada dibelahan bumi lain. Jaringan WAN dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lain dengan menggunakan satelit atau kabel bawah laut. Topologi yang digunakan WAN menggunakan topologi tak menentu sesuai dengan apa yang akan digunakan. Topologi Jaringan (Bentuk Jaringan) Topologi Jaringan adalah gambaran secara fisik dari pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi server, workstation, hub/Switch dan pengkabelannnya.

GAMBAR: JARINGAN WAN

Terdapat tiga macam topologi jaringan umum digunakan, yaitu Bus, Star dan Ring. Topologi Jaringan Topologi merupakan suatu pola hubungan antara terminal dalam jaringan komputer. Pola ini sangat erat kaitannya dengan metode access dan media pengiriman yang digunakan. Topologi yang ada sangatlah tergantung dengan letak geograpis dari masing-masing terminal, kualitas kontrol yang dibutuhkan dalam komunikasi ataupun penyampaian pesan, serta kecepatan dari pengiriman data.

a. Point to Point (Titik ke-Titik).

Jaringan kerja titik ke titik merupakan jaringan kerja yang paling sederhana tetapi dapat digunakan secara luas. Begitu sederhananya jaringan ini, sehingga seringkali tidak dianggap sebagai suatu jaringan tetapi hanya merupakan komunikasi biasa. Dalam hal ini, kedua simpul mempunyai kedudukan yang setingkat, sehingga simpul manapun dapat memulai dan mengendalikan hubungan dalam jaringan tersebut. Data dikirim dari satu simpul langsung kesimpul lainnya sebagai penerima, misalnya antara terminal dengan CPU.



Topologi jaringan Point to Point (Titik ke-Titik)
Topologi jaringan Point to Point (Titik ke-Titik)
Topologi jaringan Point to Point (Titik ke-Titik)
Topologi jaringan Point to Point (Titik ke-Titik)


b. Star Network (Jaringan Bintang).

Dalam konfigurasi bintang, beberapa peralatan yang ada akan dihubungkan kedalam satu pusat komputer. Kontrol yang ada akan dipusatkan pada satu titik, seperti misalnya mengatur beban kerja serta pengaturan sumber daya yang ada. Semua link harus berhubungan dengan pusat apabila ingin menyalurkan data kesimpul lainnya yang dituju. Dalam hal ini, bila pusat mengalami gangguan, maka semua terminal juga akan terganggu. Model jaringan bintang ini relative sangat sederhana, sehingga banyak digunakan oleh pihak per-bank-kan yang biasanya mempunyai banyak kantor cabang yang tersebar dipelbagai lokasi. Dengan adanya konfigurasi bintang ini, maka segala macam kegiatan yang ada di-kantor cabang dapatlah dikontrol dan dikoordinasikan dengan baik. Disamping itu, dunia pendidikan juga banyak memanfaatkan jaringan bintang ini guna mengontrol kegiatan anak didik mereka.



Topologi jaringan Star Network (Jaringan Bintang)
Topologi Star Network (Jaringan Bintang)
Topologi jaringan Star Network (Jaringan Bintang)
Topologi jaringan Star Network (Jaringan Bintang)



c. Ring Networks (Jaringan Cincin)

Pada jaringan ini terdapat beberapa peralatan saling dihubungkan satu dengan lainnya dan pada akhirnya akan membentuk bagan seperti halnya sebuah cincin. Jaringan cincin tidak memiliki suatu titik yang bertindak sebagai pusat ataupun pengatur lalu lintas data, semua simpul mempunyai tingkatan yang sama. Data yang dikirim akan berjalan melewati beberapa simpul sehingga sampai pada simpul yang dituju. Dalam menyampaikan data, jaringan bisa bergerak dalam satu ataupun dua arah. Walaupun demikian, data yang ada tetap bergerak satu arah dalam satu saat. Pertama, pesan yang ada akan disampaikan dari titik ketitik lainnya dalam satu arah. Apabila ditemui kegagalan, misalnya terdapat kerusakan pada peralatan yang ada, maka data yang ada akan dikirim dengan cara kedua, yaitu pesan kemudian ditransmisikan dalam arah yang berlawanan, dan pada akhirnya bisa berakhir pada tempat yang dituju. Konfigurasi semacam ini relative lebih mahal apabila dibanding dengan konfigurasi jaringan bintang. Hal ini disebabkan, setiap simpul yang ada akan bertindak sebagai komputer yang akan mengatasi setiap aplikasi yang dihadapinya, serta harus mampu membagi sumber daya yang dimilikinya pada jaringan yang ada. Disamping itu, sistem ini lebih sesuai digunakan untuk sistem yang tidak terpusat (decentralized-system), dimana tidak diperlukan adanya suatu prioritas tertentu.



Topologi jaringan Ring Networks (Jaringan Cincin)
Ring Networks (Jaringan Cincin)
Topologi jaringan Ring Networks (Jaringan Cincin)
Ring Networks (Jaringan Cincin)
Topologi jaringan Ring Networks (Jaringan Cincin)
Ring Networks (Jaringan Cincin)


d. Tree Network (Jaringan Pohon)

Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 ke komputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7. Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.



Topologi jaringan Tree Network (Jaringan Pohon)
Topologi Jaringan Tree Network (Jaringan Pohon)
Topologi jaringan Tree Network (Jaringan Pohon)
Topologi Jaringan Tree Network (Jaringan Pohon)


e. Bus Network Konfigurasi

dikenal dengan istilah bus-network, yang cocok digunakan untuk daerah yang tidak terlalu luas. Setiap komputer (setiap simpul) akan dihubungkan dengan sebuah kabel komunikasi melalui sebuah interface. Setiap komputer dapat berkomunikasi langsung dengan komputer ataupun peralatan lainnya yang terdapat didalam network, dengan kata lain, semua simpul mempunyai kedudukan yang sama. Dalam hal ini, jaringan tidak tergantung kepada komputer yang ada dipusat, sehingga bila salah satu peralatan atau salah satu simpul mengalami kerusakan, sistem tetap dapat beroperasi. Setiap simpul yang ada memiliki address atau alam sendiri. Sehingga untuk meng-access data dari salah satu simpul, user atau pemakai cukup menyebutkan alamat dari simpul yang dimaksud.



Topologi jaringan Bus Network Konfigurasi
Topologi Jaringan Bus Network Konfigurasi
Topologi jaringan Bus Network Konfigurasi
Topologi Jaringan Bus Network Konfigurasi


f. Plex Network (Jaringan Kombinasi)

Merupakan jaringan yang benar-benar interactive, dimana setiap simpul mempunyai kemampuan untuk meng-access secara langsung tidak hanya terhadap komputer, tetapi juga dengan peralatan ataupun simpul yang lain. Secara umum, jaringan ini mempunyai bentuk mirip dengan jaringan bintang. Organisasi data yang ada menggunakan de-sentralisasi, sedang untuk melakukan perawatan, digunakan fasilitas sentralisasi



Topologi jaringan Plex Network (Jaringan Kombinasi)
Topologi Jaringan Plex Network (Jaringan Kombinasi)