Minggu, 25 November 2012

Movie

http://bit.ly/YaYhXz

TERE NAAL LOVE HO GAYA

Setiap laki-laki tertarik kepada si tomboi Mini (Genelia D'Souza). Itu bukan hanya karena dia cantik, tetapi juga karena gadis ini memiliki paspor Kanada dan merupakan pewaris bisnis ayahnya Bhatti (Tinu Anand). Sayangnya, Bhatti ingin buru-buru menikahkan putrinya kepada seseorang yang tidak berkenan di hati Mini. Mini pun melarikan diri dengan berpura-pura seolah ia telah diculik oleh Viren (Ritesh Deshmukh), salah satu karyawan rendahan Bhatti. Cinta pun berkembang antara pasangan ini, seiring perjalanan menuju klimaks yang dramatis!


Actor: Riteish Deshmukh / Geneline Dsouza
Studio: Independent
Disc type: DVD
Genre: Romance / Drama
Region: India

Movie

Minggu, 28 Oktober 2012

Muncul Iklan Obral TKI di Malaysia


Senin, 29 Oktober 2012, 06:57 WIB
IST
  
Muncul Iklan Obral TKI di Malaysia
Iklan 'TKI on Sale' di Malaysia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kembali mendapat pelecehan dari Malaysia. Soalnya, Negeri Jiran itu menyebarluaskan promosi penggunaan jasa TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) di Malaysia. TKI seolah-olah diobral dalam iklan tersebut.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengecam keras penyebarluasan promosi itu. BNP2TKI berharap Pemerintah Malaysia melarang iklan berupa 'TKI On Sale'.

"Ini merupakan perbuatan tidak beradab yang tidak selayaknya terjadi," geram Kepala BNP2TKI, Moh Jumhur Hidayat, dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Ahad (28/10) malam.

Jumhur mengatakan secara teknis masih diberlakukan kebijakan penghentian sementara (moratorium) penempatan TKI PLRT ke Malaysia. "Bila tidak ada tindakan tegas dari Pemeritah Malaysia terhadap iklan itu, maka tidak mustahil pelaksanaan moratorium akan ditingkatkan menjadi kebijakan penghentian TKI PLRT secara permanen ke Malaysia," ucap Jumhur mengakhiri.

Selasa, 16 Oktober 2012

Samsung Luncurkan Ultrabook Windows 8


http://www.tempo.co/read/news/2012/10/16/061436097/Samsung-Luncurkan-Ultrabook-Windows-8

TEMPO.COSan Francisco - Samsung memperkenalkan produk ultrabook-nya yang menggunakan Windows 8 dengan layar sentuh.Ultrabook Ultratouch 13 inci Seri 5 itu dihargai mulai US$ 809,99 (Rp 7,7 juta).

Harga itu untuk spesifikasi Core 13, RAM 4 GB, dan hard disk 500 GB. Pembeli bisa mendapatkan prosesor Core i5 dengan menambahkan US$ 50.

Samsung juga meluncurkan sepasang tablet Windows 8 dengan layar 11,6 inci, yakni Ativ Smart PC 500t, yang dihargai US$ 749,99 (Rp 7,2 juta), termasuk keyboard, dan US$ 649,99 (Rp 6,2 juta) tanpa keyboard. Sedangkan untuk 700T dihargai US$ 1.199,99 (Rp 11,5 juta).

500T menggunakan Atom Z2760, RAM 2 GB, dan penyimpanan internal 64 GB. Sementara 700T memiliki prosesor Core i5, RAM 4 GB, dan kapasitas penyimpanan 128 GB.

Tidak diungkapkan kapan produk itu tersedia di pasar, tapi diperkirakan akan tersedia saat Windows 8 dirilis pada 26 Oktober ini.

Rabu, 26 September 2012

Cara Akreditasi Jurnal Ilmiah Publikasi Karya Tulis Ilmiah Syarat Kelulusan Sarjana S-1 S-2 S-3


SABTU, 18 FEBRUARI 2012



Berikut adalah informasi tentang aturan baru di bidang pendidikan tanah air, semoga info ini memberikan faedah dan manfaat bagi kita semua terima kasih telah berkunjung di sini..?

Cara Akreditasi Jurnal Ilmiah Publikasi Karya Tulis Ilmiah Syarat Kelulusan Sarjana S-1 S-2 S-3. Surat edaran yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai kewajiban publikasi karya tulis ilmiah sebagai syarat kelulusan mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 menimbulkan kebingungan di kalangan perguruan tinggi. Sejumlah pimpinan universitas mempertanyakan kesiapan dan daya tampung jurnal ilmiah yang ada, terutama yang telah terakreditasi.

 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh merespons, jika memang jumlah jurnal dinilai kurang, maka perguruan tinggi diserukannya untuk membuat jurnal ilmiah. Nuh mengatakan, tak sulit untuk membuat jurnal ilmiah yang terakreditasi. Lalu, bagaimana caranya?

Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), Sri Hartinah, mengutarakan proses yang harus dilalui dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengakreditasi sebuah jurnal ilmiah. Jurnal ini tak terbatas yang dibuat oleh perguruan tinggi, tetapi juga lembaga-lembaga penelitian.

Sri memaparkan, setelah terdaftar resmi dan mendapatkan International Standar Serial Number (ISSN), maka syarat selanjutnya yang harus dipenuhi adalah menyesuaikan tata cara penulisan jurnal yang telah ditentukan.

Sebuah jurnal ilmiah, kata dia, baru akan diakreditasi ketika karya ilmiah yang dimuat di dalamnya memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Mencantumkan abstraksi dan kata kunci dalam bahasa Inggris;
2. Menggunakan metodologi dan tata cara penulisan ilmiah yang sesuai.

"Jangan lupa menggunakan referensi penulisan dari jurnal internasional, di-review oleh para pakar, dan minimal telah terbit selama tiga tahun berturut-turut," kata Sri, di Gedung LIPI, Jakarta.

Ia menambahkan, sah-sah saja sebuah karya ilmiah menggunakan buku sebagai referensi tulisan. Tetapi, akan lebih baik jika sebuah karya ilmiah menggunakan referensi dari banyak jurnal. Selain aktual, jurnal juga menyajikan ilmu yang pandangannya lebih luas.

"Referensi memang sebaiknya dari jurnal. Dari buku boleh saja, tapi nilainya akan turun," ujarnya.

Pendaftaran jurnal dan ISSN

Untuk mendaftarkan sebuah jurnal dan mendapatkan ISSN, lembaga penelitian atau pun perguruan tinggi harus melewati beberapa proses, yaitu:

1. Membawa surat permohonan tertulis dari penerbit bahwa terbitan berkala;
2. Membawa dua eksemplar terbitan pertama, atau dua lembar fotokopi halaman sampul depan bila jurnal tersebut belum diterbitkan;

SABTU, 18 FEBRUARI 2012

Cara Akreditasi Jurnal Ilmiah Publikasi Karya Tulis Ilmiah Syarat Kelulusan Sarjana S-1 S-2 S-3

Berikut adalah informasi tentang aturan baru di bidang pendidikan tanah air, semoga info ini memberikan faedah dan manfaat bagi kita semua terima kasih telah berkunjung di sini..?

Cara Akreditasi Jurnal Ilmiah Publikasi Karya Tulis Ilmiah Syarat Kelulusan Sarjana S-1 S-2 S-3. Surat edaran yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai kewajiban publikasi karya tulis ilmiah sebagai syarat kelulusan mahasiswa S-1, S-2, dan S-3 menimbulkan kebingungan di kalangan perguruan tinggi. Sejumlah pimpinan universitas mempertanyakan kesiapan dan daya tampung jurnal ilmiah yang ada, terutama yang telah terakreditasi.

 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh merespons, jika memang jumlah jurnal dinilai kurang, maka perguruan tinggi diserukannya untuk membuat jurnal ilmiah. Nuh mengatakan, tak sulit untuk membuat jurnal ilmiah yang terakreditasi. Lalu, bagaimana caranya?

Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI), Sri Hartinah, mengutarakan proses yang harus dilalui dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengakreditasi sebuah jurnal ilmiah. Jurnal ini tak terbatas yang dibuat oleh perguruan tinggi, tetapi juga lembaga-lembaga penelitian.

Sri memaparkan, setelah terdaftar resmi dan mendapatkan International Standar Serial Number (ISSN), maka syarat selanjutnya yang harus dipenuhi adalah menyesuaikan tata cara penulisan jurnal yang telah ditentukan.

Sebuah jurnal ilmiah, kata dia, baru akan diakreditasi ketika karya ilmiah yang dimuat di dalamnya memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Mencantumkan abstraksi dan kata kunci dalam bahasa Inggris;
2. Menggunakan metodologi dan tata cara penulisan ilmiah yang sesuai.

"Jangan lupa menggunakan referensi penulisan dari jurnal internasional, di-review oleh para pakar, dan minimal telah terbit selama tiga tahun berturut-turut," kata Sri, di Gedung LIPI, Jakarta.

Ia menambahkan, sah-sah saja sebuah karya ilmiah menggunakan buku sebagai referensi tulisan. Tetapi, akan lebih baik jika sebuah karya ilmiah menggunakan referensi dari banyak jurnal. Selain aktual, jurnal juga menyajikan ilmu yang pandangannya lebih luas.

"Referensi memang sebaiknya dari jurnal. Dari buku boleh saja, tapi nilainya akan turun," ujarnya.

Pendaftaran jurnal dan ISSN

Untuk mendaftarkan sebuah jurnal dan mendapatkan ISSN, lembaga penelitian atau pun perguruan tinggi harus melewati beberapa proses, yaitu:

1. Membawa surat permohonan tertulis dari penerbit bahwa terbitan berkala;
2. Membawa dua eksemplar terbitan pertama, atau dua lembar fotokopi halaman sampul depan bila jurnal tersebut belum diterbitkan;
3. Menyertakan dua lembar fotokopi halaman daftar isi;
4. Menyertakan dua lembar fotokopi halaman dewan redaksi;
5. Melampirkan data bibliografi lengkap yang mencakup keterangan mengenai frekuensi terbit, tahun pertama terbit, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya.

Masing-masing ISSN dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 200 ribu. Registrasi bisa dilakukan langsung di PDII LIPI, atau mendaftar secara online melalui http://issn.pdii.lipi.go.id. Adapun, persyaratan serta bukti transfer biaya ISSN melalui surat atau fax.

ISSN adalah kode yang dipakai secara internasional untuk terbitan berkala, dan diberikan oleh International Serial Data System (ISDS) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Dengan mendapatkan ISSN, akan memudahkan untuk mengidentifikasi beberapa terbitan yang memiliki judul sama karena satu ISSN hanya diberikan untuk satu judul terbitan berkala. ISSN juga mempermudah pengelolaan administrasi dalam hal pemesanan terbitan berkala. Sebab, pemesanan cukup hanya menyebutkan ISSN dari terbitan berkala itu.

"Bagi jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia, ISSN merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi," kata Sri.
kompas.com
3. Menyertakan dua lembar fotokopi halaman daftar isi;
4. Menyertakan dua lembar fotokopi halaman dewan redaksi;
5. Melampirkan data bibliografi lengkap yang mencakup keterangan mengenai frekuensi terbit, tahun pertama terbit, bahasa yang digunakan, dan lain sebagainya.

Masing-masing ISSN dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 200 ribu. Registrasi bisa dilakukan langsung di PDII LIPI, atau mendaftar secara online melalui http://issn.pdii.lipi.go.id. Adapun, persyaratan serta bukti transfer biaya ISSN melalui surat atau fax.

ISSN adalah kode yang dipakai secara internasional untuk terbitan berkala, dan diberikan oleh International Serial Data System (ISDS) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Dengan mendapatkan ISSN, akan memudahkan untuk mengidentifikasi beberapa terbitan yang memiliki judul sama karena satu ISSN hanya diberikan untuk satu judul terbitan berkala. ISSN juga mempermudah pengelolaan administrasi dalam hal pemesanan terbitan berkala. Sebab, pemesanan cukup hanya menyebutkan ISSN dari terbitan berkala itu.

"Bagi jurnal ilmiah yang terbit di Indonesia, ISSN merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi," kata Sri.
kompas.com

Selasa, 18 September 2012

Cara Mempercepat Kinerja Laptop


http://reviewlaptop-id.blogspot.com/2012/07/cara-mempercepat-kinerja-laptop.html

laptop lambatAnda merasa laptop anda lambat? Berikut adalah cara mempercepat kinerja laptop yang bisa anda gunakan untukmeningkatkan performa laptop.Saya asumsikan anda memakai Windows 7, jadi tips berikut ini leboh optimal digunakan di Wondows 7. Meskipun sebenarnya, pada dasarnya optimasi laptop yang kita lakukan ini bisa digunakan di hampir semua Operating System, baik di Windows XP, Vista, 7, 8, ataupun Linux. Karena cara mempercepat laptop itu pada dasarnya akan berkutat pada masalah optimasi registry, optimasi hard disk, optimasi RAM, dan optimasi display. Juga beberapa tweaking Windows yang kembali lagi ke registry.
Mengapa laptop menjadi lambat? Pertanyaan ini biasanya muncul ketika kita sudah menggunakan laptop sekitar 3 bulan atau lebih. Pada awal baru beli, laptop bisa berkerja cepat. Booting-nya cepat, shut down juga cepat, membuka aplikasi laptop juga cepat. Apalagi yangmembeli laptop dengan cara kredit, pasti muncul penyesalan, mengapa dipakai sebentar sudah lemot. Hmmm, ini bukan berarti masa bulan madu dengan laptop anda sudah berakhir kog.
Berikut adalah penyebab utama laptop menjadi lambat:
  1. registry tidak tertata optimal
  2. hard disk mengalami fragmentasi
  3. terlalu banyak aplikasi yang terinstall
  4. terkena virus
  5. kekurangan RAM
    baca selengkapnya: Apa penyebab laptop menjadi lambat? Posting ini membahas mengapa ke lima hal di atas bisa terjadi.
Bagaimana? Kira-kira apa penyebab laptop anda lambat? Apakah salah satu keadaan di atas menimpa laptop anda? Atau barangkali semuanya? Wah, lumayan berat kalau seperti itu nasibnya, hehe….
Ok. Kita langsung saja ke cara mempercepat kinerja laptop. Ada beberapa hal yang bisa kita perbaiki. Meskipun Microsoft mengklaim bahwa Windows 7 adalah OS yang stabil dan optimal, namun, memang masih perlu perbaikan beberapa hal, terutama supaya Windows 7 itu bekerja lebih sesuai dengan cara kita menggunakanya, juga supaya lebih sesuai dengan spesfikasi laptop yang kita punya.
  • Optimasi Registry
    Saya menggunakan CCleaner untuk mengoptimasi registry supaya lebih tertata. Selain itu ada Tune Up Utilities yang lebih lengkap cuman berbayar. Kalau CCleaner gratis. Download CCleaner Terbaru.
  • Optimasi Hard Disk
    Semakin lama laptop digunakan, hard disk juga akan semakin penuh. Perhatikanlah berapa kali anda menyimpan file untuk kemudian anda hapus. Atau berapa kali anda menginstall aplikasi untuk kemudian menghapusnya? Itu semua membuat hard disk anda terfragmentasi. Nah, salah satu cara mengoptimasi hard disk adalah dengan melakukan defrag. Upayakan untuk mendefrag hard disk minimal dua minggu sekali kalau anda intens sekali menggunakan laptop. Kemudian juga, sebelum melakukan defrag, ada baiknya anda bersihkan dulu hard disk anda dari file-file yang tidak perlu. Bersihkan juga Recycle Bin secara berkala.
  • Optimasi RAM
    Optimasi RAM? Memang bisa? Iya, jumlahnya memang tetap. Namun sebenarnya kita bisa mengakali Windows dengan memanfaatkan flash disk jadi tambahan RAM misalnya. Caranya? Baca di sini.
  • Optimasi Display
    Tampilan layar yang terlalu manis dengan effect aero yang penuh transparansi itu sebenarnya sangat memboroskan resource laptop. Itu sebabnya Windows 8 tidak lagi menggunakan Aero dan menggantinya dengan tampilan Metro yang tidak manis sama sekali alias kaku kotak-kotak. Dari sisi display ini, kita bisa mempercepat kinerja laptop cukup signifikan. Coba gunakan Windows theme yang sederhana. Standard saja. Upayakan tidak usah memasang widget tambahan di desktop. Bagus memang, tapi apa ya seperlu itu. Kemudian, kurangi short cut di desktop. Tidak perlu membuat wallpaper desktop Windows 7 anda tertutup dengan short cut kan?
  • Optimasi Aplikasi Terinstall
    Maksudnya, coba periksa aplikasi apa saja yang sudah terinstall di laptop anda. Segera putuskan mana yang tidak perlu ada, atau sudah lama sekali anda tidak memakainya. Kecuali itu software yang anda beli dan anda kehilangan serial numbernya, hapus saja. Hampir semua aplikasi atau software, menempatkan dirinya jadi yang utama, jadi tidak heran kalau beberapa dari mereka memaksa untuk dipanggil pada waktu Windows 7 start up, juga memaksa menerima update terbaru dari internet. Kan? Jadi awasilah start up Windows 7 anda, apa saja yang ada di sana. Tidak perlu, buang.
Kalau beberapa cara mempercepat kinerja laptop windows 7 di atas masih tidak mempan, lakukan 3 hal berikut:
  1. tanyakan pada teman atau siapapun yang bisa mempercepat laptop anda
  2. pertimbangkan untuk menambah atau upgrade RAM
  3. mungkin sebaiknya anda install ulang Windows 7
  4. kalau ada uang, beli laptop baru yang spesifikasi lebih masuk akal untuk keperluan komputasi anda.
Hampir semua cara mempercepat kinerja laptop di atas bisa kita lakukan dengan memanfaatkan CCleaner, kecuali hard disk defrag. Tune Up Utilities lebih mampu untuk melakukan optimasi laptop dengan lebih baik.

Rabu, 29 Agustus 2012

Kesan Saya Mengikuti Pendidikan S1, S2 dan S3 di Jepang



Posted by Anto Satriyo Nugroho pada Februari 12, 2007
Di satu milis, saya pernah membaca pendapat seorang rekan, bahwa studi di Jepang lebih mudah daripada Indonesia, atau sebaliknya. Karena saya tidak pernah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi Indonesia , saya tidak dapat membuat perbandingan yang fair antara keduanya. Di Jepang sendiri pola kehidupan riset antara satu laboratorium berlainan satu sama lain. Berbeda bidang keilmuan, juga membuat pola kehidupan riset berbeda. Ada lab. yang menuntut siswa berpola seven-eleven (masuk jam 7 pagi pulang jam 11 malam), tetapi ada juga yang cukup datang ke lab. beberapa kali saja dalam seminggu, karena risetnya bisa dilakukan di rumah, atau bisa dilakukan dengan remote login :D .
Membuat perbandingan yang fair dan make sense memang sulit, karena taihen-tidaknya kehidupan gakusei tidak dapat dinilai semata dari lamanya berada di lab.
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membandingkan satu sama lain, melainkan sekedar kesan pribadi yang saya tulis ulang berdasarkan posting di milis ppi-jepang  saat kami mendiskusikan pendidikan S1, S2 dan S3 di Jepang. Tentunya tulisan ini hanya terbatas pada apa yang saya alami, saya baca dan saya dengar saja, selama mengikuti pendidikan S1 (1991-1995), S2 (1998-2000) dan S3 (2000-2003) di Jepang, pada jurusan Elektro-Komputer Nagoya Institute of Technology . Mungkin saja orang lain memiliki kesan dan pengalaman yang berbeda. Justru kalau ada pengalaman berbeda, saya akan sangat berterima kasih jika dapat ditulis sebagai komentar atas tulisan ini.
  1. S1 (Bachelor)
    1. Mensyaratkan secara mutlak kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level 1 (menguasai baca tulis minimal 2000 kanji, bisa mengikuti berita di TV dan surat kabar, bisa membuat laporan dalam bahasa Jepang)
    2. Untuk mendapatkan nilai yang baik di perkuliahan, relatif cukup sulit dibandingkan saat saya mengikuti pendidikan S2. Ujian tulis, laporan, harus dibuat dalam nihonggo. Kalau tidak punya sempai, akan mendapat kesulitan dalam membuat laporan praktikum, karena tidak punya contoh, seperti apa laporan itu harus dibuat. Tips : ikutlah bukatsudou (ekstra kurikuler) agar mendapat teman.
    3. Kesulitan utama mahasiswa asing S1 pada tahun-tahun pertama umumnya sbb.
      1. Tidak mampu membaca tulisan sensei di papan tulis
      2. Tidak mampu menangkap sepenuhnya materi kuliah yang disampaikan secara lisan
      3. Sulit punya teman
      4. Saat ujian, sulit untuk menuliskan jawabannya dalam bahasa Jepang. Pernah ada soal teori olah raga mengenai teknik memenangkan pertandingan Sumo jika kedua atlit-nya sama kuat. Karena kesulitan mencari kata, akhirnya saya tulis penjelasannya dalam bentuk karikatur (komik) dengan kalimat seadanya. Syukurlah Sensei-nya bijaksana, dan memahami karikatur saya :D
    4. Persyaratan SKS untuk lulus relatif lebih sedikit dibanding Indonesia, biasanya sekitar 130. Rata-rata 2 SKS per mata kuliah. Tetapi adakalanya satu mata kuliah hitungan SKS-nya kurang dari 1 (1/2, atau 1/4), misalnya Sports Theory, karena akan disatukan dengan nilai praktek.
    5. Tahun I s/d III mengikuti kuliah, sedangkan tahun IV (tahun terakhir) siswa masuk ke salah satu laboratorium untuk mengerjakan tugas akhir. Di beberapa perguruan tinggi, kadang sudah diarahkan untuk masuk ke suatu laboratorium sejak tingkat II atau III.
    6. Di lab. saya dulu, mahasiswa tingkat IV sekalipun, harus datang tiap hari dan aktif mengikuti kegiatan seminar di lab. Tidak ada bedanya dengan mahasiswa master atau doktor. Seminggu ada sekitar 2 s/d 3 kali seminar, dimana tiap siswa diharuskan melaporkan kemajuan riset yang dilakukan. Sehari minimal 8 jam bekerja di lab. (10.00 s/d 18.00) walaupun dulu banyak juga teman yang bermalam di lab.
    7. Seminar di lab. kami  sebanyak 3 kali seminggu hingga menjelang liburan musim panas. Sesudah itu, hanya 1 kali seminggu, yaitu kentoukai, hingga bulan Maret.
      1. UNIX Zemi : tiap siswa diberi tugas untuk belajar UNIX (UNIX commands, awk, sed, LaTeX, emacs, vi, dsb), dan membuat manual/panduan untuk diajarkan ke anggota lab. yang lain. Zemi ini diselenggarakan sekali tiap minggu hingga akhir Juli, dan kumpulan panduan-nya (kami sebut UNI-BON maksudnya UNIX no hon atau buku UNIX) dijilid dan dibagikan ke tiap siswa. Setelah zemi ini selesai, diharapkan kami semua dapat memakai UNIX untuk keperluan riset. PC di lab. kami memakai SunOS, Solaris dan FreeBSD. Saat S1 dulu saya dapat tugas membahas B-Shell (Borne Shell).
      2. Rinkoh (輪講) : tiap siswa diberi tugas membuat resume satu materi yang berkaitan dengan riset yang dilakukan untuk dipresentasikan dan didiskusikan. Materi ini biasanya adalah teori dasar yang harus difahami sebelum mengerjakan riset tugas akhir. Misalnya untuk Neuro-Group, materi yang dibahas adalah Neuron (shinkei saibou), Perceptron, BackPropagation, Hopfield Neural Network, Self Organizing Feature Map, CombNET, Neocognitron, Vision (bukunya D.Marr) , DP Matching, dsb. Sebagaimana UNIX Zemi, kegiatan rinkoh di lab. kami biasanya selesai pada bulan Juli, menjelang liburan musim panas.
      3. Kentoukai (検討会) : tiap siswa diharuskan mempresentasikan kemajuan riset yang dilakukan. Yang harus kami perhatikan saat itu adalah: kewajiban kuliah, maupun kewajiban presentasi pada dua zemi yang lain (rinkoh & unix zemi) tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk tidak sempat melakukan riset. Riset adalah kewajiban yang tetap harus dilakukan walaupun ada tugas-tugas kuliah dan presentasi zemi yang lain.
    8. Tugas akhir S1 biasanya membantu penelitian sempai atau sensei. Ada juga tema yang dikerjakan secara kolektif (dibagi-bagi beberapa orang), tetapi di jurusan informatika biasanya tiap orang 1 tema riset. Tema yang kolektif sepintas “menyenangkan” karena bekerja dalam satu tim, tetapi kalau ada satu anak yang malas dan jarang masuk akan membuat pekerjaan jadi tidak lancar.
    9. Chuukan Happyo (中間発表) semacam mid-presentasi, yang diselenggarakan pada bulan Desember. Kami diminta untuk mempresentasikan kemajuan riset yang dilakukan di depan semua group penelitian di lab. Presentasi ini walaupun hanya untuk internal laboratorium, tetapi sifatnya formal dan benar-benar diuji (atau tepatnya dibantai :D ). Penelitian ditargetkan sudah selesai 90%. Presentasi yang tidak memuaskan sensei akan kena teguran keras.
    10. Thesis S1 umumnya harus ditulis dalam bahasa Jepang. Thesis di Jepang biasanya relatif singkat, kadang ada thesis yang hanya sekitar 40 halaman. Evaluasi kelulusan ditentukan bukan berdasar bagus tidaknya sebuah thesis, tetapi dievaluasi berdasarkan kemajuan penelitian selama setahun yang senantiasa dimonitor dari minggu ke minggu. Kalau sensei menilai siswa tidak layak diluluskan, ybs. tidak akan diijinkan menulis thesis maupun presentasi tugas akhir.
    11. Presentasi tugas akhir kalau di jur. teknik, biasanya sekitar 10 menit (7 menit presentasi + 3 menit tanya jawab). Tetapi di beberapa jurusan tertentu, banyak yg tidak mengharuskan presentasi tugas akhir. Ada juga yang 3 menit + 1 menit. Kata seorang dai-senseipenelitian yg baik adalah yg bisa dipresentasikan dalam waktu 3 menit (^^; Sebelum hari presentasi, urutan slide, kata-kata yang diucapkan akan dievaluasi oleh seluruh anggota lab. Tiap siswa diminta untuk berlatih presentasi dengan timer, agar waktu 7 menit itu bisa berjalan efektif.
    12. Tips presentasi klik di sini
    13. Tugas Akhir dilakukan bukan untuk tujuan kelulusan semata ! Walaupun sudah selesai melakukan presentasi tugas akhir, bukan berarti riset dan kehidupan di lab. selesai. Riset tetap berlangsung hingga bulan Maret. Saya dulu tetap melakukan riset hingga saat berpamitan ke sensei untuk pulang ke Indonesia.
    14. Setelah presentasi berakhir, lab. mengadakan pesta syukuran internal lab. yang biasa kami sebut “Sotsuron-Shuuron HappyouUchi Age” (卒論・修論発表打ち上げ). Dalam pesta ini Sensei akan mengumumkan secara informal hasil penilaian akhir terhadap mahasiswanya. Biasanya semua yang diperbolehkan presentasi tugas akhir adalah dianggap layak lulus. Kalau sensei menganggap seseorang tidak layak lulus, mahasiswa tsb. tidak diperkenankan menulis tugas akhir (lihat No.10 di atas).
    15. Wisuda S1 di Jepang tidak terlalu mengesankan dibanding saat di Indonesia. Kami hanya mendengarkan pidato saja, dan kemudian kembali ke lab. Ijazah dibagikan di lab. Ada juga teman saya yang tidak mengikuti wisuda yang katanya membosankan :D , dan memilih main ke Nagoya (Shindu-kun..oboeteru kai ?) . Dekorasi panggung di Jepang untuk acara wisuda, penerimaan mahasiswa baru, maupun acara lain biasanya sederhana seperti pada foto di bawah. Pakaian yang dipakai oleh wisudawan/wati jas formal biasa saja, tapi boleh juga memakai kimono/hakama.
       
      Nyuugaku-shiki (Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru tahun 2000)
  2. S2 (Master)
    1. Mahasiswa S2 dianggap lebih “dewasa”, dan telah memiliki pengalaman riset, karena itu sistem perkuliahan biasanya dalam bentuk diskusi, rinkoh (baca paper & presentasi), debat, dsb.
    2. Kemampuan nihonggo mungkin level 3 JLPT sudah cukup, dan thesis biasanya diperbolehkan ditulis dalam bahasa Inggris
    3. Kalau di lab. saya dulu, tahun I adalah diarahkan untuk membiasakan membaca paper, dan mencari tema. Sedangkan tahun ke-II full konsentrasi pada riset.
    4. Titik berat evaluasi seorang mhs. S2 adalah risetnya, bukan pada nilai kuliahnya. Saat saya mengikuti program S2, nilai kuliah jauh lebih mudah diperoleh daripada saat masih di S1. Tapi sebagus apa pun nilai kuliahnya (walau semua nilai kuliah A sekalipun), tidak akan ada manfaatnya jika riset tidak berhasil dengan baik. Kelulusan ditentukan dari riset yang dilakukan
    5. Saat master tahun kedua, ada keharusan untuk mempresentasikan penelitian pada chuukan happyo sebagaimana saat S1.
    6. Sering ada keharusan agar mahasiswa S2 pernah mempresentasikan hasil studinya di kenkyukai (domestic conference)
    7. Presentasi akhir di tempat saya dulu 20 menit presentasi + 10 menit tanya jawab.
    8. Disertasi & publikasi saya tulis dalam bahasa Inggris, agar dapat dibaca oleh semua orang. Kalau ditulis dalam bahasa Jepang, hanya akan dapat dibaca oleh orang Jepang atau mereka yang menguasai bahasa Jepang saja. Tetapi presentasi tetap saya lakukan dalam bahasa Jepang.
    9. Wisuda S2 sama halnya dengan S1, hanya mendengarkan pidato, pembagian hadiah bagi yang berprestasi baik. Ijazah di bagikan di tiap jurusan secara sederhana saja, bukan secara formal.

      Wisuda 25 Maret 2003
  3. S3 (Doctoral)
    1. Waktu untuk riset praktis hanya sekitar 2 tahun, karena tahun ke-3 akan disibukkan dg penulisan disertasi & mengurus syarat-syarat administratif
    2. Biasanya tidak ada lagi kewajiban mengikuti kuliah. Dulu saya tiga tahun full riset, tidak ada kuliah yang harus diambil. Tetapi di beberapa perguruan tinggi (bukan jurusan elektro) ada juga yang mewajibkan siswa S3 untuk mengikuti beberapa mata kuliah.
    3. Mahasiswa S3 harus mandiri mengerjakan riset, termasuk dalam mencari tema.
    4. Biasanya kami datang pagi-pagi sekitar pk.08.00 dan pulang malam sekitar pk.21.00. Tetapi sering juga melewatkan malam di kampus, karena suasana malam hari lebih mudah konsentrasi. Beberapa teman di jurusan biologi kadang sampai dini hari melakukan riset di kampus, karena obyek risetnya makhluk hidup yang kadang harus terus menerus diamati. Pernah juga saya dengar teman yang berhari-hari menginap di kampus untuk melakukan riset. Biasanya teman-teman yang risetnya memakai peralatan praktikum (biologi, material science, elektro, dsb) rata-rata membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk bekerja di kampus.
    5. Tidak ada perbedaan hari biasa, hari Sabtu, hari Minggu, siang atau malam. Sabtu, Minggu atau hari libur bukan berarti libur dari riset. Tentukan waktu istirahat menyesuaikan perkembangan riset yg dilakukan.
    6. Saat S3, dalam seminar rutin di lab. saya membiasakan untuk membuat slide dalam bahasa Inggris, sedangkan presentasinya dalam bahasa Jepang. Mengapa demikian ? Presentasi tujuannya adalah mengkomunikasikan ide dari seseorang kepada pendengarnya. Karena itu pemilihan bahasa, pemilihan kata, dan cara penyajian perlu diusahakan agar sesuai dengan karakteristik pendengarnya. Banyak mahasiswa Jepang yang sulit mengikuti presentasi dalam bahasa Inggris, sehingga saya memakai bahasa Jepang untuk presentasi. Tetapi kalau semua disampaikan memakai bahasa Jepang, foreign students di lab. saya tidak bisa mengikuti. Akibatnya saya tidak akan mendapat pertanyaan atau masukan. Tidak ada pertanyaan, komentar atau kritikan berarti suatu kegagalan ! Karena itu slide saya buat dalam bahasa Inggris, dan presentasi oral dengan bahasa Jepang. Dengan kombinasi ini, saya berharap agar materi presentasi saya bisa diikuti baik oleh teman Jepang maupun non-Jepang. Selain itu ini juga latihan bagi saya sendiri, agar tidak terpaku membaca kalimat yang tertulis pada slide, melainkan cukup menangkap idenya dan sampaikan dengan bahasa sendiri. Slide cukup memuat gambar dan kata-kata kunci.
    7. Syarat kelulusan S3 berbeda-beda tergantung sensei, bidang dan konvensi yg berlaku di jurusan ybs. Ada yg mensyaratkan 1 jurnal paper, ada yg mensyaratkan 2, 3 dst. Tetapi ada juga yg tidak mensyaratkan hal tsb. di atas.
    8. Penting untuk menjaga hubungan dan kepercayaan dengan sensei. Saya dulu dapat tips: “anggaplah sensei itu calon ayah mertuamu” :D
    9. Karena sensei saya sangat sibuk, dalam konsultasi saya usahakan agar bisa efektif walaupun waktu konsultasinya singkat. Untuk itu saya siapkan barang 1 s/d 2 lembar slide, untuk bahan cerita. Slide dibuat agar bisa difahami dalam waktu singkat:
      1. Isi slide lebih kurang sbb.
        1. Formulasi masalah yang sedang dikerjakan dan latar belakangnya
        2. Masalah apa yang sedang dihadapi ?
        3. Rencana ke depan (Future work)
      2. Slide dibuat mengikuti prinsip KISS  (Keep It Simple, Stupid), agar sensei bisa cepat menangkap inti dari pekerjaan saya dan bisa segera memberikan masukan yang jitu
    10. Walau sangat jarang, tapi saya pernah dengar seorang sempai yg tidak boleh mempublikasikan risetnya karena riset yang dilakukan masuk kategori rahasia perusahaan. Sempai itu tetap lulus S3, karena kemampuannya sebagai peneliti diakui, walaupun ybs. tidak memiliki publikasi.
    11. Presentasi S3 biasanya lebih panjang daripada saat S1 dan S2. Presentasi saya dulu dijatahkan 1 jam, sudah termasuk tanya jawab. Presentasi dilakukan dua kali, yaitu sidang tertutup di depan professor-professor penguji dan pada sidang terbuka. Di beberapa perguruan tinggi kadang ada yang hanya satu kali saja, yaitu public defense.
    12. Sama halnya dengan saat S1 maupun S2, riset tetap dilanjutkan walau defense sudah selesai & sudah dinyatakan lulus. Riset bukan untuk kelulusan semata. Saat itu saya masih diminta mempresentasikan kemajuan riset yang dilakukan dalam meeting dengan perusahaan partner kolaborasi kami, padahal esoknya saya berangkat pulang ke Indonesia. Sepertinya ini memang sudah menjadi budaya kampus di Jepang
    13. Saya memperoleh dua versi Ijazah. Dalam ijazah bahasa Jepang, gelar akademik yang saya terima adalah “Hakase (kougaku)”, yang kalau diterjemahkan menjadi Doctor of Engineering sebagaimana tertulis di ijazah versi bahasa Inggris. Tetapi ada juga rekan yang sebelum lulus diberi kesempatan memilih gelar versi bahasa Inggrisnya, apakah Doctor of Science, PhD, atau sebutan yang lain. Jadi sama-sama lulusan Jepang, bisa saja gelar akademiknya yang dipakai berlainan. Menurut informasi, gelar PhD biasanya dari Amerika, sedangkan Doktor berasal dari Eropa. Yang unik, di Jepang sendiri pernah ada perubahan aturan penulisan gelar. Lulusan Jepang sampai sebelum th.91, gelar yg diberikan untuk jurusan teknik adalah 工学博士 (baca: kougaku hakase). Tetapi sejak tahun 91, sesuai dengan aturan terbaru mengenai gelar akademik , aturan penulisannya diubah menjadi 博士(工学). Kalau diperhatikan riwayat pendidikan sensei-sensei lama, biasanya gelarnya tertulis 工学博士, sedangkan sensei yang masih muda (lulus doktor setelah tahun 1991) gelarnya tertulis 博士(工学). Kalau di rigakubu (jurusan sains), gelarnya 博士(理学)
    14. Di kampus saya, wisudawan S3 dipanggil satu per satu ke panggung dan diberi ijazah. Setelah itu khusus wisudawan S3 dan keluarganya dikumpulkan dalam satu ruangan, dan kami diajak kampai (party) bersama rektor.
    15. Tradisi pakaian saat wisuda di Jepang adalah mengenakan jas formal atau kimono. Tidak ada kebiasaan mengenakan toga. Tetapi , saat akan wisuda doktoral tahun 2003, saya mendapat tawaran untuk memakai toga. Saat membaca email pak Doni di milis ppi-jepang, ternyata di Tokyo University wisuda juga boleh memakai toga, sejak tahun 2003. Saya tidak tahu apakah memang ada edaran khusus dari pemerintah (Monbukagakusho), sehingga waktunya bisa bersamaan. Yang jelas saya nggak memakai toga, melainkan jas sama dengan yang saya pakai juga di saat wisuda S1(’95), S2 (2000), saat akad nikah (2000) dan saat membawa jenazah anak saya ke Indonesia (2001). Belakangan baru tahu kalau di jas saya ada tulisan “regret man” :D
Catatan Tambahan :
  1. Apa yang membedakan persyaratan riset yang dilakukan untuk memperoleh degree S1, S2 dan S3 di Jepang ? Ada berbagai macam pendapat yang pernah saya dengar, sbb.
    1. Hakuraku Sensei menuliskan di bukunya  bahwa degree S1 itu sanka-shou (参加賞: tanda penghargaan keikutsertaan), degree S2 itu douryoku-shou (動力賞: tandapenghargaan atas kerja keras yang dilakukan), degree S3 adalah tahap pertama kemampuan seseorang diakui sebagai peneliti (semacam KTP). Hal yang sama pernah saya dengar dari sensei di lab.
    2. Fujiwara Sensei, dosen saya saat kuliah dulu pernah menyampaikan di kelas sbb.: S2 itu tugasnya menyelesaikan masalah yg tidak dapat dipecahkan (解けない問題を解く). S3 itu tugasnya membuat masalah yg tidak bisa dipecahkan (解けない問題を創る)
  2. Hakuraku Sensei berlatar belakang pendidikan biologi Nagoya Daigaku, sedangkan Fujiwara Sensei dari bidang elektro. Jadi pendapat yang beliau utarakan dimaksudkan untuk jurusan rikougakubu (science & engineering). Saya belum temukan kriteria untuk Social Science.
  3. Pendidikan S3 yang saya ikuti adalah 課程博士 (baca: katei hakase), yaitu mengikuti program formal selama 3 tahun. Selain lewat program formal, di Jepang gelar doktor bisa diperoleh tanpa mengikuti pendidikan formal melainkan by paper atau disebut 論文博士 (baca: ronbun hakase). Untuk ronbun hakase, syarat jurnalnya lebih banyak daripada katei hakase, yaitu sekitar 5 buah. Biasanya yang mengambil ronbun hakase ini adalah peneliti dari perusahaan, yang tidak mungkin menyisihkan waktu untuk mengikuti katei hakase karena harus datang ke kampus. Kalau tidak salah, di buku Hakuroku sensei saya baca ronbun hakase ini adalah upaya Jepang untuk mengejar ketertinggalannya dalam rasio jumlah doktor dibandingkan dengan negara maju yg lain (AS).
  4. Teknis penyelenggaraan seminar internal lab. berbeda-beda untuk tiap laboratorium. Ada juga lab. yang menyelenggarakan seminar/diskusi itu di malam hari, pk.19.00 dan selesai dini hari esoknya sekitar pk.02.00 am
  5. Dr.Arief B. Witarto juga pernah menuliskan pengalamannya di berita iptek (1 , 2 ).

Selasa, 07 Agustus 2012


Laurence Brown: Yesus Kabarkan Kerasulan Muhammad SAW

Selasa, 07 Agustus 2012, 06:16 WIB
wordpress
  
Laurence Brown: Yesus Kabarkan Kerasulan Muhammad SAW
Laurence Brown
REPUBLIKA.CO.ID, Ketika dua orang mengajarkan dua hal yang saling bertentangan, seseorang harus memilih yang mana yang harus diikuti. Laurence Brown lebih mempercayai Yesus dibandingkan Paulus.
 
‘’Menurut Yesus Tuhan adalah satu, sedangkan Paulus menganggap Tuhan itu tiga,’’ ujar Laurence. Yesus juga mengatakan bahwa Perjanjian Lama dapat dipakai, sementara Paulus mengatakan sebaliknya. Hal inilah yang membuat Laurence memutuskan untuk mempercayai Yesus.

Laurence tinggal di lingkungan yang masyarakatnya banyak menganut Kristen. Mereka sangat dekat dengan kekristenan, namun tidak benar-benar memahami tentang keimanan itu sendiri dan mereka tidak benar-benar menganut keyakinan tersebut.

Kebanyakan masyarakat Amerika memiliki keyakinan terhadap agama. Namun mereka tidak benar-benar bisa menerima agama yang diajarkan di gereja tersebut secara utuh. Mereka sangat beruntung karena mempercayai adanya Tuhan dan nabi-nabinya. Mereka dapat melihat kebenaran di dalam pengajaran Alkitab.

Namun ketika mereka sampai kepada pengajaran tentang keimanan, satu dua fakta yang diajarkan mungkin masih dapat diterima. Begitu hal lain tidak dapat mereka terima.

Lalu mulailah mereka mencari kebenaran yang tidak dapat mereka temukan di dalam Kristen. “Dan itulah yang saya lakukan ketika akhirnya saya menemukannya di dalam Islam,“ katanya dalam acara The Deen Show.

Ketika mencari kebenaran di dalam Kristen, ia mempercayai nabi-nabi seperti Musa dan Yesus yang mengajarkan kebenaran kepada umat-umat mereka. Musa berkata pada umatnya bahwa akan ada tiga nabi yang harus diikuti oleh mereka setelah dirinya. Yohanes Pembaptis (Yahya) adalah yang pertama, Lalu Yesus dihitung sebagai yang kedua. Yesus pun mengatakan akan ada nabi berikutnya setelah dirinya, yang merupakan nabi terakhir.

Laurence bertanya-tanya, siapakah satu nabi lain yang dibicarakan oleh Musa dan Yesus ini? Ketika mempelajari Islam, ia menemukan jawabannya. Muhammad SAW adalah nabi yang dikatakan oleh kedua nabi sebelumnya. Ia akan membawa kesempurnaan bagi agama yang selama ini diturunkan Musa dan Yesus kepada umat-umatnya.

Di Barat banyak sekali orang-orang yang berkomentar miring tentang Islam. Islam dipandang sebagai agama teroris yang akan menghancurkan sekelompok masyarakat. “Akan tetapi jika kita mempelajari Islam yang sebenarnya secara mendalam, lalu hidup di antara Muslim lainnya, kita akan menemukan Islam sebagai agama yang indah,“ tambahnya.

Banyak orang jahat di dunia ini, ujar Laurence, namun yang sebenarnya adalah setiap orang menginginkan kebaikan. Setiap orang ingin tidur dengan tenang setiap malam, bangun setiap pagi dengan keyakinan mereka akan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa ketakutan, dan mereka ingin memiliki hidup normal. 

“Kehidupan dalam Islam adalah kehidupan dalam kesopanan, kesederhanaan, dan kerendahan hati. Dan menurut saya begitulah seharusnya setiap manusia memaknai hidupnya.“ 

Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Friska Yolandha

Rabu, 30 Mei 2012

Tips Menukar Mata Uang Asing

Tips Menukar Mata Uang Asing

·       Oleh: Putri Rizqi Hernasari - detikTravel
·        Rabu, 30/05/2012 20:07:00 WIB

Saat liburan ke luar negeri, salah satu hal yang penting untuk dilakukan adalah menukar mata uang rupiah ke mata uang negara tujuan. Agar tidak rugi dalam penukaran, ikuti 5 tips berikut.
Memiliki mata uang asing saat berlibur ke luar negeri sangatlah penting. Selain untuk biaya hidup, memiliki mata uang asing menguntungkan untuk Anda yang akan belanja.
Sayangnya, tidak semua tempat penukaran mata uang asing memiliki nilai penukarang uang yang sama. Ini karena nilai mata uang selalu berubah-ubah. Untuk menghindari kerugian dalam menukar uang, ikuti 5 trik berikut yang disusun detikTravel, Rabu (30/5/2012):
1. Ketahui nilai mata uang saat itu
Penting hukumnya mengetahui nilai mata uang negara yang akan Anda kunjungi. Untuk data yang akurat, Anda bisa mengeceknya langsung di bank atau internet.
Setiap bank yang ada di Indonesia, pasti memiliki papan khusus yang menunjukkan nilai mata uang asing jika dirupiahkan. Lihatlah pada papan ini. Jika mencari di internet, pastikan tanggal Anda melihat nilai tukar sesuai dengan tanggal hari ini.
2. Tukar uang sejak di Indonesia
Sebaiknya Anda sudah menukar rupiah dengan mata uang asing sebelum berangkat ke negara tujuan liburan. Hal ini bertujuan agar Anda tidak kerepotan saat baru tiba di negara tujuan.
Di negara tujuan, bisa jadi, mata uang rupiah dihargai lebih murah ketimbang Anda menukar di Indonesia. Tentu Anda tidak mau rugi bukan?
3. Jangan tukar uang di bandara
Money changer di bandara baik di Indonesia dan luar negeri, kerap menghargai uang Anda dengan murah. Oleh karena itu, hindarilah sebisa mungkin menukar uang di bandara.
Money changer di luar bandara biasanya punya rate yang lebih bagus. Menukar uang di bandara sebaiknya hanya dilakukan dalam dua kondisi: Anda belum menukar uang dari negara keberangkatan, dan Anda merasa tidak punya waktu mencari money changer di luar bandara.
4. Hindari menukar di dekat objek wisata
Jika kepepet, seperti sudah kehabisan uang, sebaiknya Anda tidak menukar di tempat penukarang yang dekat dengan objek wisata. Umumnya, tempat penukaran uang yang dekat dengan objek wisata, menghargai mata uang asing dengna harga yang cukup murah. Itu berarti, mata uang rupiah Anda akan dihargai murah. Uuuh!
5. Tukar di tempat penukaran resmi
Nah, ini dia tempat penukaran uang yang harus Anda perhatikan, baik saat menukar di negara asal atau pun di negeri tujuan liburan. Usahakan menukar di tempat resmi, seperti bank atau money changer yang berstiker resmi berstiker hijau. Stiker resmi berwarna hijau dengan tulisan "Use Authorized Money Changers" dan lambang perisai dengan tulisan "PVA".


Selasa, 29 Mei 2012

Menkominfo: Siapa Bilang Tarif SMS Naik?


Achmad Rouzni Noor II - detikinet
Senin, 28/05/2012 20:27 WIB

(Ist)
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Tifatul Sembiring menyesalkan beredarnya isu kenaikan tarif SMS per 1 Juni 2012 ini. Ia membantah, karena menurutnya isu itu tidak benar.

"Tidak, isu itu tidak benar. Yang benar kami hanya akan menggunakan skema interkoneksi berbasis biaya, dan itupun dilakukan secara B2B (business to business) antaroperator," kata Tifatul usai Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Senin (28/5/2012).

Menteri menjelaskan, rencana pergantian rezim aturan sender keep all (SKA) ke rezim interkoneksi cost based telah disosialisasikan sejak 2011 lalu. Langkah itu dilakukan untuk meminimalisir penyalahgunaan SMS gratisan, termasuk untuk menyetop SMS spam dan penipuan.

"Tarif SMS tidak akan naik, hanya akan disesuaikan saja skemanya untuk lintas operator. Siapa sih yang menyebarkan isu SMS akan naik? Itu sama sekali tidak benar," bantah Tifatul sambil berlalu.

Kamis, 19 April 2012

Fenomena: Di Indonesia PhD (S3) Bergaji 2.7 juta/bulan

Fenomena: Di Indonesia PhD (S3) Bergaji 2.7 juta/bulan: Pulang Naik Angkot


REP | 02 February 2012 | 19:01Dibaca: 1138   Komentar: 17   1 dari 1 Kompasianer menilai inspiratif
Dia adalah DOKTOR dari Malaysia, dengan PRESTASI dua jurnal internasional yg telah dupublis dan accepted dan 1 paper dalam review. Saat ini dia harus mengajar mahasiswa dari D3 sampai S3 untuk mendapatkan tambahan. Inilah Indonesia tercinta, dengan berpangkat golongan IIIB maka walaupun dia sudah menjadi dosen sejak 2001 (10 tahun), tetapi karena harus menyelesaikan study s3 hampir kurang dari 6 tahun membuatnya terperangkap di golongan III B selama 8 tahun dengan gaji pokok 2.7 juta rupiah per bulan.
Seorang teman yang S2 dari Belanda dan S3 dari Jepang dengan sejumlah prestasi publikasi, kemaren ditolak di salah satu PTN dan akhirnya diterima sebagai POSDOK di NORWEGIA menghasilkan gaji hingga 50-an juta/bulan. Disisilain seorang temannya satu angkatan di Malaysia yang menyelesaikan pendidikan doktor pada departemen yang sama dan adalah seorang dosen di KL, saat kembali ke universitas otomatis mendapat gaji tambahan dari 3000 ringgit/ (9 juta rupiah) menjadi 5000 ringgit (15 juta rupiah) ditahun 2009. Ini adalah sebuah penghargaan oleh pemerintah melalui bidang pendidikan di Malaysia. Bagaimana dengan Indonesia?
Teman yang mendapat pekerjaan di DEPKUE yang masih CPNS dan bergelar S1 otomatis  bergaji 8 juta rupiah (2011), demikian juga yang bertitelel D3 dari STAN saat ini bergaji 7-12 juta dengan masa kerja dibawah 10 tahun. Bagaimana kita melihat realita ini?
Oleh karena itu kebanyakan teman-teman yang sedang S3 di LN tidak akan segera kembali ke Indonesia karena ingin mengumpulkan modal sebelum kembali ke Indonesia. Menjadi POSDOK selama beberapa tahun sebelum kembali ke Indonesia, mereka dapat bergaji dari 20 hingga 60 juta sebulan tersebar dibelahan dunia ini. Malah sejumlah teman-teman rela melepaskan PNS-nya dan bekerja di universitas2 di Malaysia dan negara-negara maju lainnya karena rendahnya gaji dosen di Indonesia.
Sang Doktor yang begaji 2,7 juta itu saat ini harus mengajar 9 matakuliah yang berlainan, membimbing puluhan mahasiswa S1, S2 dan S3 untuk mendapatkan tambahan gaji dari honor mengajar dan membimbing. Bagai mana dan dapat dibayangkan seorang mengajar hingga 9 matakuliah berlainan dan membimbing pulihan mahasiswa. apakah kualitasnya dapat dipertanggung jawabkan?
Hal seperti ini tentunya akan merugikan kedua belah pihak. institusi pendidikan dan pengajar tersebut.  Hal yang perlu dicermati terhadap institusi adalah:1. Kualitas pengajaran untuk begitu banyak mata kuliah dari D3 sampai S3. 2. Kualitas bimbingan yang puluhan tersebut apakah akan memenuhi standar yang dinginkan dan 3. akhirnya mutu dari anak didiknya  yang dirugikan. Dari sudut pendidik maka: Konsentrasi dari seorang dosen akan semakin tidak terfokus. Disisi lain kesehatannya mungkin saja terganggu. Dan terakhir yang paling penting adalah waktunya utuk membaca artikel-artikel terbaru dan melakukan penelitian untuk publikasi di jurnal internasional akan sangat sempit.
Dengan fokus hanya mengajar dan memnimbing maka kesempatan untuk melakukan studi dan riset dan publikasi di Jurnal Internasional semakin tidak menarik dan sulit. Ini merupakan kemunduran secara pribadi dan institusi dimana Jurnal Internasional adalah salah satu INDIKATOR PENTING KEUNGULAN SEBUAH UNIVERSITAS.
Apa hendak dikata, dengan gaji 2,7 juta dengan tanpa dukungan dari pemerintah bagi mereka yang baru menyelesaikan DOKTORNYA, mau tidak mau harus bekerja untuk mengumpulkan uang demi banyak keperluan, apalagi Masak sih seorang DOKTOR harus naik ANGKOT. Dimana rasa dan nilai-nilai penghargaan seorang yang berjuang demi ilmu pengetahuan di Indonesia.  Di saat ini menunggu sertifikasi dengan harapan harapam PTNnya mau mengusulkannya segera untuk mendpatkan gaji 6 juta sebulan mungkin dibutuhkan 2 tahun lebih, dan untuk menjadi Guru Besar saat ini mungkin dibutuhkan 10 tahun, untuk mendpat gaji 12juta per bulan.
Saat ini, tak apalah bekerja keras untuk dapat membayar kredit mobil dan keperluan lainnya demi menjaga HARGA DIRI BANGSA, agar PNS yang bergelar DOKTOR tidak dicemooh orang… Masak dosen sudah doktor tapi masih naik anggkot………….siapa yang salah?

Hampir setiap hari Blog saya ini menerima enquiry “standar gaji dosen swasta Indonesia”. Karena enquiry ini bertubi-tubi, maka dengan ini saya bukakan saja standar gaji dosen swasta Indonesia yang saya kutip dari “Universitas X”
HONORARIUM PER SKS
Pendidikan S1 : Asisten Ahli Rp 50.000; Lektor/Praktisi/6 tahun pengalaman mengajar Rp 75.000
Pendidikan S2 : Asisten Ahli/sederajat Rp 75.000; Lektor/sederajat Rp 100.000; Lektor Kepala/sederajat Rp 125.000; Buru Besar Rp 175.000
Pendidikan S3 : Asisten Ahli/Lektor Rp 125.000; Lektor Kepala/sederajat Rp 150.000; Guru Besar Rp 175.000
HONORARIUM PEMBIMBING DAN PENGUJI SKRIPSI
Pembimbing skripsi Rp 400.000 per skripsi
Penguji skripsi baik penguji utama ataupun pembantu penguji Rp 150.000 per mahasiswa peserta ujian skripsi
UANG TRANSPORTASI
Diberikan sesuai dengan kebijakan Universitas
CATATAN
Honor dosen tersebut di lingkungan universitas swasta di Jakarta kurang lebih sama, namun bedanya, ada universitas yang menetapkan rate tersebut sebelum dipotong pajak (before tax), ada universitas lainnya yang menetapkan rate tersebut setelah dipotong pajak (after tax) – dalam hal ini tax telah dibayar oleh universitas yang bersangkutan..
Jika jumlah kelas cukup banyak di universitas swasta tersebut, dan dosen mendapat beban sks yang cukup besar, menurut hitungan kasar saya gaji dosen universitas swasta di Jakarta (setelah dipotong pajak) adalah berkisar antara Rp 2.000.000 sampai Rp 10.000.000
Berminat jadi dosen ?
Ingat jadi dosen itu selain mendapat imbalan berupa honorarium juga mendapat kepuasan pribadi karena telah mengamalkan ilmu kepada sesama, selain itu juga sesuai dan mendukung Tujuan Negara Indonesia seperti yang termaktub dalam Mukadimmah UUD 1945 yaitu “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”
Hidup dosen !!!